Kamis, 25 Februari 2010

Olah Batin Menggapai Kebahagiaan Sejati Selaras Kersa Dalem Gusti

Para peserta duduk bersila. Tangan kanannya ditempelkan di hati. Kedua matanya terpejam. Sementara itu pembimbing latihan memberikan instruksi-instruksi yang harus diikuti para peserta (Bedono, 20-21/2/2010). Kegiatan itu adalah salah satu sesi acara Temu Kebatinan (Tebat) bertema “Olah Batin Menggapai Kebahagiaan Sejati Selaras Kersa Dalem Gusti”. Mencapai Kebahagiaan Sejati melalui Olah Rasa dengan Hati. Materi ini dibawakan oleh Kelompok Sosialisasi Hati (KSH), Jakarta.

Sesi yang dibawakan pada malam hari itu bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi hati. Tuhan menganugerahkan otak dan hati. Namun, kecenderungan yang terjadi, masyarakat lebih suka memakai otak. Pada dasarnya manusia selalu ingin mencapai kebahagiaan. Akibat terlalu dominan memakai otak, maka manusia menjadi tidak seimbang. Menurut tim KSH, orang yang mencari kebahagiaan dengan otaknya hanya akan mencapai kebahagiaan sementara. Efek samping dominasi kerja otak seperti banyak pikiran, khawatir, takut, kecewa, curiga, sedih, mudah tersinggung, tidak sabaran, dan tidak puas dalam segala hal. Akibat dari semua itu adalah seseorang tidak dapat menikmati hidup.

Menurut Kasandra Hermawan, MM, seorang fasilitator KSH, hati merupakan kunci spiritual. Sebagai kunci spiritual, hati bisa menyadari dan menerima berkat Tuhan. Dengan hati, kita bisa menyadari hidup dan beribadah kepada Tuhan.
Hati merupakan pusat rasa tenang, damai, nyaman, indah, bahagia yang bersumber dari kasih Tuhan. Hati menentukan hubungan kita dengan Sang Pencipta. Melalui hati, kebahagiaan sejati bisa kita raih.

Hati yang fungsinya dioptimalkan memungkinkan seseorang untuk semakin bisa mengasihi sesama, saling mengerti dan menerima, tidak mudah khawatir, kecewa, jengkel, sedih, membuat relasi menjadi semakin akrab, hidup lebih optimis dan semangat serta merasa semakin dekat dengan Tuhan.

KSH mengajak para peserta untuk mau melatih mengoptimalkan hati karena hal itu memungkinkan orang mencapai kebahagiaan sejati. Dengan melatih, hati menjadi lebih indah dan mampu melakukan apapun dengan lebih ikhlas.

Intinya, dengan memanfaatkan hati, seseorang akan mengalami kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hati yang diolah memungkinkan seseorang mempunyai produktifitas yang baik, kualitas hubungan antar manusia membaik. Bahkan keselarasan berbagai aspek hidup sehari-hari seperti bisnis, pendidikan, sosial, maupun pribadi menjadi semakin berkualitas.

Yang terpenting adalah melatih mengoptimalkan fungsi hati sangat mudah dilakukan. Latihan dapat dilakukan sewaktu-waktu dan bisa dilakukan di banyak tempat. Buah-buah yang langsung dirasakan adalah ketenangan, kedamaian, kenyamanan, keindahan dan kebahagiaan.

Sebelum sesi olah rasa dengan hati, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Aloys Budi Purnomo Pr memberikan peneguhan dengan mengajak peserta untuk mendaraskan Sabda Bahagia (Matius 5:1-12). Sabda itu dimaksudkan supaya peserta senantiasa berbahagia meskipun mengalami beraneka rupa permasalahan.

Hari kedua, panitia Temu Kebatinan menghadirkan Sinuhun Paku Buwono XIII Tedjo Wulan. Tedjo Wulan menyampaikan perjalanan spiritualnya yang dramatis. Menurutnya, kebatinan itu gaib, tidak bisa dilihat tetapi bisa dirasakan. Perjalanan spiritualnya dilakukan sejak ditinggal orangtuanya. Dia bermaksud mencari kehendak Tuhan dan makna kehidupan. Menurutnya, banyak orang tahu menjalani hidup tetapi tidak tahu jalan hidup. Maka, menurutnya, orang hidup harus tahu makna jalan kehidupan. Dalam hidup menurutnya ada tiga substansi penting yang harus terintegrasi yaitu leluhur, alam dan Tuhan.

Selanjutnya, Tedjo Wulan juga berbicara mengenai kepemimpinan. Menurutnya, untuk menjadi pemimpin, seseorang harus mandita (melakukan laku pendeta/guru). Dalam melakukan mandita, seseorang harus mendalami tingkat spiritual yang tertinggi yang ditandai antara lain dengan suci penglihatannya, suci pendengarannya, suci pengucapannya, suci tubuhnya maupun rohaninya.
Tebat selama ini selalu bernuansa budaya Jawa.



2 komentar:

  1. Terima kasih telah memberikan tautan web kami di blog ini, kami berharap kita dapat bekerja sama untuk saling mengkampanyekan isu-isu keberagaman dan kebebasan beragama. Kami juga meminta ijin untuk meletakkan alamat blog anda di http://mediakeberagaman.com sebagai upaya untuk menciptakan jaringan online yang fokus di isu pluralisme dan multikulturalisme, Terima Kasih

    Admin MediaKeberagaman.com

    BalasHapus
  2. terimakasih.
    berkah dalem.

    saya adalah pemerhati masalah kebatinan.. dan beberapa kali mengikuti tebat yg diadakan di padepokan kopi eva. tetapi krn minimnya informasi yg saya dapatkan, saya tidak bisa mengikuti acara tebat ke-17, padahal acara itu sdh saya masukkan pada agenda acara tahunan saya yg hrs saya ikuti. mohon informasi acara tebat ke-18 dan selanjutnya diinformasikan pd blog ini.
    terima kasih.
    berkah dalem.

    BalasHapus

Entri Populer