Rabu, 01 Februari 2012

Kemenangan Tuhan Kita Yesus Kristus Mengubah Hidup Kita


Dengan berjalan pelan, para pendeta dan pastor menuju altar Gereja Hati Kudus Yesus Tanah Mas Semarang. Sementara itu lagu Taize “Tinggallah Bersama Aku” yang dinyanyikan kelompok doa Taize “Cantate Domino” dan para Frater Seminari Tahun Orientasi Rohani Sanjaya mengiringi langkah mereka. Mereka bersama dengan umat Kristiani sedang melakukan Ibadah Ekumene Penutupan Pekan Doa Sedunia (PDS) untuk Kesatuan Umat Kristiani (25/1/2012).

Dalam khotbahnya, Pastor Aloys Budi Purnomo, Pr menjelaskan sejarah PDS. “Gerakan ini sudah dimulai sejak tahun 1908. Dengan demikian kalau dihitung per hari ini, usianya sudah lebih dari 1 abad. Dan kegiatan itu direspon dengan sangat baik,” katanya dalam ibadah bernuansa Taize itu.
Selama satu pekan Gereja-gereja Kristus di seluruh dunia dari denominasi apapun, melakukan PDS untuk Kesatuan Umat Kristiani. “Semula hanya diawali oleh Vatikan sebagai wakil dari Gereja-gereja Katolik dan Dewan Gereja-gereja Sedunia sebagai wakil dari Gereja-gereja Kristen. Namun panitia internasional dari gerakan ini sudah merangkul Gereja-gereja Ortodoks,” jelas Pastor Budi.

Dalam acara yang dihadiri 20 pendeta itu, Pastor Budi menjelaskan tujuan PDS yakni menjawab doa Yesus seperti dikisahkan dalam Injil Yohanes yang menghendaki para pengikut-Nya bersatu. “Yesus berdoa agar siapapun yang percaya kepada-Nya dari manapun asalnya, dengan latar belakang apapun, menghayati persekutuan dan persatuan dan dengan demikian menjadi tanda damai sejahtera di tengah-tengah dunia,” kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang itu.

Tema PDS yang diangkat adalah “Kemenangan Tuhan Kita Yesus Kristus Mengubah Hidup Kita”. Berkaitan dengan tema itu, Pastor Budi mengatakan kerap kali sebagai pengikut-pengikut Kristus entah dari denominasi apapun kurang membangun persekutuan satu terhadap yang lain. Banyak perbedaan atau pengelompokan yang tidak membawa persatuan dan damai sejahtera tetapi justru menjadi sumber perpecahan.

“Kalau kita masuk dalam gerakan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani tidak pertama-tama membuat semua menjadi satu, sama rata, sama rasa. Tidak! Tetapi dalam perbedaan-perbedaan yang ada dengan keunikan dan kekhasan masing-masing, kita diajak untuk saling memperkaya satu terhadap yang lain,” katanya dalam acara yang juga dihadiri para suster dan novis.

Dengan demikian, lanjut Pastor Budi, kebersamaan itu menjadi tanda damai sejahtera bagi umat dan bagi masyarakat di tengah-tengah dunia yang kerapkali dengan mudah diancam oleh perpecahan, oleh konflik, oleh peperangan yang membuat bangsa-bangsa dikuasai kebencian satu terhadap yang lain.

“Sebagai pengikut Kristus dari denominasi apapun kita diajak untuk menghayati panggilan kita sebagai murid-murid Kristus yang diutus untuk mewartakan Kabar Suka Cita, salah satunya di sini adalah damai sejahtera yang ditandai dengan kerukunan dengan kerja sama, dengan persaudaraan, dengan persatuan,” katanya.
Pdt. Sugiyanto dari Gereja Isa Almasih Pringgading memberi apresiasi positif pada kegiatan tersebut. “Sungguh luar biasa menunjukkan kerukunan antargereja, antarumat. Masalahnya, harus makin digalakkan karena ini sangat penting supaya umat juga mendukung, sama-sama saling mendoakan,” katanya usai ibadah.

Menurutnya, kerja sama antargereja perlu dikembangkan selain berdoa bersama. Gereja-gereja perlu bekerja sama dalam bidang sosial. “Saat ini banyak umat yang mengalami kesulitan dalam kehidupan, misalnya ekonomi, sosial,” katanya.

Sementara itu, Pdt. Robert W. Maartin dari GPIB “Immanuel” merasa terkesan dengan ibadah ekumene tersebut. “Umat dan pendeta bisa bersatu dengan hamba-hamba Tuhan,” katanya. Dia mengusulkan kalau acara itu dilakukan tidak hanya sekali dalam setahun. Menurutnya, perlu ada bentuk kegiatan lain misalnya kegiatan sosial, karitatif atau pendampingan masyarakat. Dia berharap pada waktu mendatang banyak Gereja mau membuka diri dan mau bekerja sama. “Ini kan kemuliaan Tuhan ya, bukan kemuliaan satu Gereja, bukan juga kemuliaan satu pendeta atau satu pastor tetapi ini untuk Tuhan,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer